Konotasi Masalah
Majalah ISMA, Cianjur - Berbicara
tentang suatu masalah, sebagian orang beranggapan bahwa masalah itu adalah
sebuah petaka, walaupun tidak dapat dipungkiri memang di timpa oleh sebuah
masalah itu adalah hal yang cukup berat. Setiap orang pasti mempunyai konotasi
tersendiri terkait kata “masalah”, ada yang beranggapan bahwa masalah itu
sebagai bencana dan juga ada yang beranggapan masalah itu sebagai rencana dan
mungkin masih banyak perspektif lainnya yang mempunyai arti terkait suatu
masalah.
Orang
yang menganggap masalah itu sebagai bencana ialah orang yang cenderung sering
kali menghindari dari yang namanya masalah dan selalu kesusahan untuk dapat
menyelesaikannya, mungkin karna sugesti yang timbul di dalam fikirannya terkait
betapa mengerikannya di timpa suatu masalah, sehingga dia enggan untuk
menyelesaikannya dan memilih untuk pergi, orang seperti itu bisa di sebut
dengan tipe (fixed mindset).
Tetapi,
ada juga orang yang mengganggap bahwasanya masalah itu adalah rencana. Yang di
maksud rencana itu apasih? mungkin hal ini jarang diketahui ataupun disadari
oleh sebagian orang, ya wajar saja setiap orang pasti mempunyai pandangan
tersendiri, tapi ketika ada orang yang menganggap bahwa masalah itu adalah
rencana orang itu bisa kita sebut dengan tipe (growth mindset) ketika ada suatu
masalah dia itu cenderung mengkonotasikan masalah itu dengan hal yang positive
dan berfikir dinamis serta berusaha untuk mencari peluang agar bisa
menyelesaikannya, karena dia berfikir bahwa setiap masalah yang ada itu pasti
memilliki makna dan hikmah tersendiri yang bisa dia ambil ketika dia bisa
menyelesaikanya.
Kembali
lagi dengan kata “rencana” dalam suatu masalah, kenapa bisa disebut rencana? Ya
karena suatu masalah itu adalah hal yang bisa menuntun kita untuk bisa lebih
dewasadan berfikir bagaimana cara kita mengambil suatu tindakan, di dewasakan
oleh suatu masalah itu memang tidak mudah, tapi satu hal yang harus kita ingat,
orang yang bermasalah itu adalah orang yang tidak mempunyai masalah.
Masalah
itu bukannlah bencana, melainkan rencana dari sang pencipta untuk membuat kita
lebih dewasa.
Penulis: M. Akmalul Fathi Firmansyah
Editor: Zulaykha Kamila
Tags:
Opini