STOP OVERTHINKING


Majalah ISMA, Cianjur - Overthinking sangat amat buruk bagi pikiran kita, kenapa? Karena kita bakalan fokus pada pikiran atau overthinking tersebut dan kita ga akan fokus pada hal yang kita lakukan / kita jalani

Overthinking itupun sendiri ada 2 macam yaitu : masalalu dan masa depan 

Ketika kamu meng-overthinking kan tentang kesalahan kamu di masalalu, kamu pasti akan terus menerus menyesali kesalahan kesalahan tersebut di masalalu. Maka dari itu kamu harus fokus dan hargai segala perubahan perubahan kecil yang membuat diri kamu berubah dan bangkit atas kesalahan kamu di masalalu.

Dan ketika kamu meng-overthinking sesuatu di masa depan, maka kamu terjebak dalam khawatir yang belum terjadi. Kamu harus terus berpikir kalau segala skenario sudah diatur oleh Allah SWT. Begitupun tentang masa depan kamu juga sudah di atur oleh Allah SWT.

"Mau seberapa pun kamu meng- overthinking masa depan, ga mungkin kamu bisa lihat apa yang terjadi" 

Maka yang harus kamu lakukan bukan lah terlalu berlebih dalam overthinking, tetapi yang kamu lakukan yaitu berjuang, berikhtiar atas segala mimpi yang kamu inginkan. Kalau itu sudah ditakdirkan padamu kamu pasti akan selalu bersyukur, tetapi kalau tidak di takdirkan untukmu berarti ada hal yang baik dan indah yang sudah Allah SWT siapkan untuk mu. 

Ketika kamu meng-overthinking sesuatu hal coba untuk meluapkan hal tersebut atau mengalihkan overthinking mu pada hal yang kamu sukai, semisal menulis diary, membaca novel, bermain dengan teman mu, menggambar atau bernyanyi.

"Memang berpikir itu baik, tetapi overthinking itu seperti mengakhiri sesuatu sebelum hal itu sempat berkembang". Jangan terus berlarut pada overthinking karena itu bisa membuat diri kamu merasa tidak aman / tidak nyaman dengan pola pikiran mu sendiri. Don't be too stressed with your thoughts, but live well without any thoughts and you have to be able to control your stress towards the thoughts that come to you, so that you don't get carried away in that stress.

Ayo bahagia dengan cara mu sendiri tanpa memikirkan hal yang belum terjadi padamu.

Penulis: Refa Nurcahya
Editor: Ilma syakira

                                   

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama